Tuesday, April 30, 2019

LRT Jakarta, Awal Peradaban Baru Transportasi Indonesia


LRT Jakarta, Awal Peradaban Baru Transportasi Indonesia



Jakarta - Pertumbuhan penduduk merupakan hal yang tidak dapat dihindari terutama di kota metropolitan seperti Jakarta. Dengan semakin bertambah dan padatnya penduduk di suatu daerah, diperlukan penambahan fasilitas yang mumpuni seperti fasilitas hunian dan fasilitas transportasi seperti jalan dengan jumlah yang memadai. Melihat jalan yang ada di kota Jakarta semakin hari semakin mendekati tingkat kejenuhan dalam hal jumlah kendaraan bermotor dan hal tersebut ditunjukkan dengan kemacetan yang terjadi pada jam sibuk di berbagai titik di Jakarta, sistem transportasi publik dapat menjadi salah satu jawaban dalam mengurai dan mengurangi kemacetan di ibukota tercinta ini. Data menunjukkan kemacetan yang semakin parah di DKI Jakarta telah menimbulkan kerugian senilai triliunan rupiah.

Karena penambahan serta pelebaran lajur jalan akan sulit diwujudkan, membutuhkan waktu lama dan memakan biaya mahal di kota sepadat Jakarta, penyediaan transportasi harus dibantu pula olah pihak swasta serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) setempat dalam menyediakan transportasi umum bagi warga. PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai salah satu BUMD ternama di Jakarta berinisiatif untuk memberi solusi tranportasi umum dengan membangun beberapa rute Light Rapid Transit atau Lintas Rel Terpadu (LRT). Sebagai langkah awal, Jakpro menunjuk anak perusahaan, PT. LRT Jakarta, untuk membangun Koridor 1 Fase 1 LRT Jakarta jalur Kelapa Gading - Velodrome sepanjang 5,4 km dan sebuah Depo untuk pengembangan selanjutnya yang menjangkau seluruh area di Jakarta.

Hasil gambar untuk lrt jakarta
Light Rail Vehicle LRT Jakarta (Detik.com)
Sepeti saudara LRT, yaitu MRT Jakarta yang telah lebih dulu beroperasi, LRT Jakarta diharapkan tidak lagi #UbahJakarta menjadi #JakartaBerubah agar muncul kondisi warga kota Jakarta yang sadar menggunakan transportasi umum yang lebih lincah, ramah dan terpercaya agar lebih sehat dengan berjalan dan mengurangi kemacetan dan penggunaan kendaraan bermotor yang berpotensi mengotori atmosfir kita dengan gas pembuangannya. LRT Jakarta dapat disebut lincah karena lebih cepat dan berukuran relatif lebih kecil dengan gerbong lebih sedikit dari sistem moda kereta api lainnya seperti Kereta Api, KRL Commuter Line dan MRT Jakarta yang telah beroperasi dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus pada Fase 1-nya. Fasilitas LRT Jakarta didesain berbasis gender atau ramah terhadap berbagai kebutuhan warga yang berkebutuhan khusus dengan hadirnya eskalator serta elevator di tiap sisi stasiun. Dalam 1 stasiun juga telah dibangun sesuai standar waktu evakuasi dengan membangun 4 buah entrance atau tangga yang memungkinkan tercapainya waktu evakuasi ketika hal yang tidak diingankan terjadi sehingga warga pengguna LRT Jakarta pun terpercaya dan merasa aman dalam pengoperasiannya.

Sebagai studi banding ke daerah lain di luar negeri di Asia, Eropa maupun Benua lainnya, sebuah kota besar ditentukan dari sistem transportasi yang beroperasi di dalam kota tersebut. Seperti yang terlihat pada MRT di negara tetangga, Malaysia dan Singapur. Negara-negar tersebuta telah mencontoh keberhasilan negara yang lebih maju seperti di Amerika, Inggris dan Jerman dalam hal perkeretaapian dalam kotanya dengan Tube, Metro dan U-Bahn. Walaupun terkesan agak terlambat, namun usaha pemerintah pusat serta daerah dalam mengadakan dan memprioritaskan sistem transportasi berbasis rel ini patut diapresiasi karena dilakukan demi kemajuan bangsa serta kepentingan umat bersama dimana dengan penggunaan kendaraan berbasis rel, waktu tempuh serta kecepatan dapat lebih diandalkan disbanding kendaraan lain karena transportasi seperti LRT tidak memiliki hambatan samping yang pasti mengganggu kelancaraan kendaraan yang melintas seperti orang menyeberang atau persimpangan yang lazim ditemui pada kendaraan berbasis jalanan. LRT Jakarta memiliki waktu antar rangkaian kereta yang jelas atau disebut headway dengan mengadopsi sistem signaling atau persinyalan Fixed Block System dengan mekanisme pengamanan jarak tertentu antar kereta sehingga menghindari terjadinya tabrakan pada lintasan LRT.

LRT Jakarta Koridor 1 Fase 1: Kelapa Gading – Velodrome memiliki 6 stasiun yang dapat diakses oleh pengguna yaitu: Stasiun Velodrome, Pacuan Kuda. Pulomas, Kelapa Gading Boulevard, Kelapa Gading Mall dan Depo yang terletak di ujung utara. Dengan pembangunan stasiun LRT juga memungkinkan pengembangan hunian vertikal TOD (Transit Oriented Development) yang mengedepankan kemudahan tempt tinggal di area stasiun yang tentu telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memungkinkan warga untuk menjalani hidup dan memenuhi kebutuhannya di sekitar area rumahnya saja seperti distrik bisnis, pendidikan, kesehatan dan lainnya seperti yang telah diaplikasikan di negara Taiwan. Dengan hadirnya LRT Jakarta tidak hanya merubah cara warga berpindah temoat namun juga cara hidup. LRT Jakarta diharapkan dapat memindahkan warga sekaligus menghubungkan berbagai komunitas berbeda di area Jakarta dan sekitarnya sesuai dengan slogan Moving People Connecting Communities. Area sekitar stasiun LRT juga sekarang telah dilirik oleh para pengembang sehingga berpotensi mengembangkan perekonomian di daerah tempat stasiun tersebut dibangun.

LRT Jakarta tidak hanya menghadirkan awal peradaban baru pada cara warga dalam bertransportasi namun juga pada konstruksi Indonesia dalam membangun prasarana transportasi yang mumpuni dan bertaraf internasional. Proyek LRT Jakarta menggunakan skema kontrak EPC (Engineering, Procurement & Construction) dimana fase desain detail, pengadaan dan konstruksinya dilakukan secara bersamaan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang berbeda dengan kontrak proyek konvensional yang menggunakan skema Design & Build. Dengan waktu pengerjaan proyek yang ketat dan cepat yang dimungkinkan dengan skema EPC ini, LRT Jakarta telah dapat menunjukkan secara fisik kehebatan Indonesia dalam mengadakan infrastruktur sekelas LRT walaupun belum dapat digunakan secara otomatis saat Asian Games 2018 kemarin. Proyek LRT Jakarta juga menggunakan teknologi termutakhir dari berbagai belahan dunia seperti persinyalan dari Korea (KRNA), rel dari Rusia, bantalan rel hasil kerjasama Malaysia dan Wika Beton, konsultan stasiun dari Taiwan dan tentunya penggunaan tenaga kerja lokal yang dapat mewujudkan infrastruktur berikut serta banyak komponen Depo lainnya yang digunakan untuk persisteman kereta yang kompleks dan tentunya mengedepankan keamanan serta kenyamanan pengguna LRT Jakarta.

Diharapkan ke depannya ketika seluruh fase LRT Jakarta telah dibangun akan menimbulkan kemudahan warga dalam bermobilisasi dari satu titik ke titik lainnya di Jakarta dengan integrasi antar moda transportasi lain di Jakarta seperti BRT, MRT Jakarta, LRT Jabodebek milik PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, angkutan kota dan ojek konsevensional serta online yang membangkitkan ekonomi kota Jakarta. Penggunaan kartu Jaklingko juga diharapkan dapat mempermudah warga Jakarta dalam menggunakan transportasi umum tersebut. Dengan simplifikasi hanya menggunakan 1 kartu diharapkan warga akan lebih tertarik untuk menggunakan transportasi umum dalam bepergian dalam kota Jakarta dan area sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Dengan warga yang telah sadar untuk merubah gaya bepergiannya di dalam kota, akan timbul peradaban baru yang lebih ramah lingkungan dan menghindarkan warga dari kerugian karena kemacetan tidak hanya di Jakarta, namun juga di Indonesia ke depannya.

Sambil menunggu LRT Jakarta Koridor 1 Fase 1: Velodrome – Kelapa Gading beroperasi penuh dengan menyelesaikan skybridge integrasi stasiun Velodrome dengan stasiun BRT (Bus Rapid Transit) Trans Jakarta, izin dari Kemenhub dan penyempurnaan Depo di daerah Pegangsaan mari kita doakan agar segala proses uji coba berjalan lancar dan kita dapat segera menikmati perjalanan dalam LRV (Light Rail Vehicle) buatan Hyundai Rotem Korea yang telah sangat cepat dibuat. Dan untuk Fase 2, mari kita juga harapkan agar pendanaan serta rencana pengembangannya dapat berjalan dengan lancar.

(Andrew/Jkt)





No comments:

Post a Comment